Rabu, 26 November 2014

SEJARAH SINGKAT SUMATERA TIMUR-REPUBLIK INDONESIA SERIKAT(RIS)

       Pada tahun 1500-1580 Negeri Langkat atau Sumatera Timur didirikan oleh Dewa Sahdan atau Sipintar Ukum.Beliau menikah dengan seorang putri Rajo Karo Sibayak.Dari pernikahan tersebut beliau memeiliki seorang putera bernama Dewa Sakdi atau Indera Sakti dan seorang puteri bernama Puteri Hijau.
Setelah Dewa Sahdan wafat,maka Dewa Sakdi atau Indera Sakti menggantikan ayahnya menjadi raja ke-II di Negeri Langkat Sumatera Timur.Pada masa itu ,kecantikan daripada Puteri Hijau sangat terkenal keseluruh Nusantara.Hingga akhirnya Raja kerajaan Aceh terpikat dan berusaha untuk melamarnya tetapi ditolak.Akibat dari penolakan tersebut mengacu pada peperangan.Pertempuran tersebut begitu sengit,hingga meriam yang digunakan oleh Dewa Sakdi atau Indera Sakti memerah dan akhirnya meledak dan patah menjadi dua.Akibat ledakan mesiu tersebut Dewa Sakdi atau Indera Sakti gugur terkena ledakan mesiu meriam sendiri.Itulah yang sekarang disebut Meriam Puntung.Dewa Sakdi dimakamkanb di Buluh Cina dekat Hamparan Perak.
       Raja Dewa Sakdi atau Indera Sakti memiliki putera yaitu Raja Kahar dan Husin dan seorang puteri bernama Dewi Tahrul.Setelah Dewa Sakdi wafat,maka anak tertua yaitu Raja Kahar menggantikan ayahandanya menjadi raja ke-III dinegeri Sumatera Timur(langkat).Raja Kahar disebut juga penata kerajaan. Karena pada masa kepemimpinannya barulah disusun susunan-susunan kepemerintahan dan pusat kerajaan terletak di Kota Dalam.
        Setelah Raja Kahar wafat,maka digantikan oleh puteranya yaitu Raja Badiulzaman atau bergelar Sultan Bendahara menjadi raja ke-IV di Negeri Langkat Sumatera Timur.Raja Kahar dimakamkan di Buluh Cina dekat Hamparan Perak.Raja Badiulzaman dengan kepribadiannya dan kemampuannya berhasil mempersatukan seluruh Sumatera Timur dengan cara damai.Raja Badiulzaman mempunyai empat orang putera.Inilah yang kemudian disebut Datuk Empat Suku:
        1.Kejuruan Tuah Hitam(Datuk Hitam)
        2.Raja Wan Jabar yang mendirikan Negeri Selesai.
        3.Syahban,menetap di Pungal.
        4.Indera Bongsu,tetap tinggal di Kota Dalam.
Raja badiulzaman wafat dan dimakamkan di Pungal.
        Setelah Raja Badiulzaman wafat maka kekdudukan raja digantikan oleh putera tertuanya yaitu Kejuruan Tuah Hitam atau Datuk Hitam menjadi raja ke-V di Negeri Sumatera Timur.Keempat bersaudara ini memerintah negerinya masing-masingdengan otonomi,dan Kejuruan Tuah Hitam atau Datuk Hitam sebagai pemimpinnya.Kejuruan Tuah Hitam atau gugur akaibat ledakan mesiu.Beliau dugantikan oleh Raja Bendahara Nobatsyah menjadi raja ke-VI di Sumatera Timur.
        Raja Bendahara Nobatsyah tidak memeiliki putera.Maka setelah beliau wafat kedudukan raja digantikan oleh Raja Ahmad,anak dari Raja Indera Bongsu menjadi aja ke-VII.Setelah Raja Ahmad wafat,maka jabatan raja digantikan oleh putera keduanya yaitu Tengku Musa menjadi raja ke-VIII di Sumatera Timur(Langkat).
        Pada masa kepemimpinan Raja Musa,Sumatera Timur yang awalnya terpecah-pecah dan setiap kedatukan memerintah dengan cara sendiri-sendiri dipersatukan.Dengan kekuatannya,Raja Musa mengikat semua kedatukan dibawah kontrolnya.Negeri Sumatera Timur mulai membangun infrastruktur seperti jalan-jalan dan jembatan mulai dibangun.Perekonomian Negeri Sumatera Timur meningkat pesat.Disamping perdagangan antar pulau,juga dibuka perkebunan-perkebunan,serta ditemukannya tambang-tambang emas dan minyak.Kebijakan yang masyhur Negeri Sumatera Timur dijadikan pusat pengembangan  ilmu keislaman.Sebutan raja dirubah menjadi Sultan,dan Sultan Musa adalah sultan pertama di Negeri Sumatera Timur.Negeri Sumatera Timur menjadi negeri terkaya diseluruh Nusantara.Itu semua dari hasil tambang emas dan minyak bumi serta pertaniannya.
Sri Sultan Musa mengundurkan diri menjadi raja,karena ingin mengabdika diri lebih khusyuk kepada Allah swt.
        Kemudian Sri Sultan Musa menetap dibukit Keramat Kuda Bandar Khalifah.Ditempat ini beliau membuka tempat untuk brlajar memperdalam ilmu tentang keislaman.Murid-murid beliau bukan hanya dari Sumatera TI\imur saja,tetapi ada juga yang dari Banten,Pajajaran,Demak,Malaka,dan seluruh Wilayah Selat Malaka.
Setelah selesai memnuntut ilmu keislaman,murid-murid beliau membuka tempat-tempat yang sama didaerah masing-masing.Hingga akhirnya Lambat laun berkembang menjadi kerajaan-kerajaan, semua dibawah kontrol Sri Sultan Musa sebagai Maha Guru.Jadi seluruh kerajaan yang ada diwilayah Selat Malaka ada dibawah naungan dari Sri Sultan Musa,inilah cikal bakal terciptanya negara Serumpun/Melayu/Melanesia/Indonesia.Jabatan sultan di Sumatera Timur pada saat itu diserahkan oleh Sultan Musa kepada puteranya yaitu Sri Sultan Abdul Aziz.
        Pada masa kepemimpinan Sri Sultan Abdul Aziz,Kerajaan Sumatera Timur(Langkat)yang berdaulat pada tanggal 5 Oktober 1945 menyatakan diri bergabung dengan Bung Karno untik membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia Serikat(RIS) inilah yang disebut Surat Pernyataan Tungkal,tertulis diatas selembar kain kuning. Itu artinya seluruh wilayah Selat Malaka yang ada dibawah naungan Sri Sultan Musa sudah bergabung dengan Republik Indonesia Serikat.Sejak itu tanggal 5 Oktober dijadikan sebagai hari ABRI(Agkatan Bersenjata Republik Indonesia).Kemudian Kodam I Di letakkan di Bukit Barisan oleh Bung Karno untuk menjaga aset tidak terbatas milik Negara,hal ini tidak diutarakan oleh beliau.
        Penggabungan diri antara Kerajaan Langkat atau Sumatera Timur dengan Indonesia(Bung Karno) menimbulkan pro dan kontra,sehingga terjadilah penghianatan yang pada akhirnya menyisakan luka yang sangat mendalam,dan meruntuhkan sendi-sendi adat beradat di Sumatera Timur.Penghianatan tersebut bertujuan untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia Serikat.Jadi target utama adalah melenyapkan SURAT PERNYATAAN TUNGKAL.Dalam keadaan terluka parah Sri Sultan Abdul Aziz atau Datuk Panglima Tualang Poso menyelamatkan SURAT PERNYATAAN TUNGKAL tersebut dan menyerahkannya kepada ayahandanya diatas Bukit Keramat Kuda.Kemudian Surat Pernyataan Tungkal tersebut dibawah oleh Sri Sultan Musa ke Bukit Tinggi,bukan Bukit Barisan.
        Selesai menyerahakan surat pernyataan tersebut ,sambil menghadap Sang Saka Merah Putih,Sri Sultan Abdul Aziz atau Datuk Panglima Tualang Poso berucap:
             "TIDAK ADA YANG DAPAT AKU BERIKAN KEPADA ANAK CUCUKU DI NEGERI INI,SELAIN SELEMBAR KAIN KUNING."
Setelah berucap seperti itu Sri Sultan Abdul Aziz atau Datuk Panglima Tualang Poso gugur sebagai bunga bangsa.Tak ada satu orang pun di Negeri yang besar ini ingat akan jasanya.Bahkan makamnyapun tidak terurus sama sekali.Sungguh sesuatu yang sangat memalukan.Republik yang kaya raya ini,yang tercipta dari tetesan air mata dan darah,hingga nyawa,ternyata sama sekali tidak berharga dan tidak dihargai.Seluruh tempat-tempat menjadi pusat pengembangan agama Islam milik Sri Sultan Musa dibantai habis.
Dari mulai kakek-kakek,nenek-nenek,sampai yang baru lahir semuanya dibunuh.Bukti-bukti berupa puing-puing atau artefak sampai sekarang bisa dilihat. Mereka membunuh manusia seperti membunuh binatng,sambil menenggak minuman keras mereka membantai semuanya,hal itu terlihat dari banyaknya botol-botol minuman keras ditempat pembantaian tersebut.
         Kalau kita semua tahu bahwa Belanda yang dibonceng oleh sekutu adalah penjajah,maka yang bekerjasama dengan Belanda(penjajah) itu namanya penghianat.Siapa yang bekerjasama dengan Belanda untuk membuat perkebunan tembakau di Negeri Deli? itu semua terlalu mudah untuk dicari tahu.Jadi jangan bukti penghianatan itu malah justru dijadikan surat alas hak kepemilikan tanah.
Itu namanya sangat terlalu dan tidask tahu malu.Sudah sepantasnya kita yang merasa memiliki bangsa ini untuk menjaga dan meneruskan apa yang telah diperjuangkan oleh leluhur kita.Dan melestarikan serta menghormati semua bukti-bukti sejarah yang ada,agar kita bisa bercerita kepada anak cucukita tentang sejarah kepahlawanan para leleuhur kita dengan bangsa.
            Sekarang Sri Sultan Musa masih hidup,beliau sudah berusia lebih kurang 200 tahun,menetap di Bukit Tinggi,diatas Hutan Larangan,dipuncak Gunung Merapi.Beliau duduk sambil menundukkan Wajah menanti datangnya seorang Pancasilais sejati yang akan menjemputnya.Hutan larangan bukanlah hutan biasa,hanya orang yang bukan siapa-siapa yang dapat menjemput beliau.Sudah wakrunya sekarang berbenah diri.SELEMBAR KAIN KUNING akan segera direntangkan ,Indonesia akan menjadi mercusuar dunia,Indonesia akan bangkit dan berkibar. Semua kunci terletak pada kain kuning yang dipegang oleh Sri Sultan Musa,berikut kunci dari seluruh harta Republik Indonesia yang tersimpan di Bang Dunia.
Marilah................
Bangkitlah pancasilais-pancasilais sejati.
Sudah tidak ada waktu kita untuk bermain
Yang terpenting dalam hidup iniadalah tanggung jawab.Mampukah kita menjadi orang yang bertanggung jawab???


         Ini adalah misteri delapan penjuru mata angin. Hanya orang yang dapat duduk diatas perahu Sri Sultan Musa,bukan Nabi Musa,yang dapat menyelesaikan ini semua. Sri Sultan Musa yang menetap diatas hutan larangan siberi gelar Panglima Denai. Sedangkan Sri Sultan Abdul Aziz bergelar Panglima Tualang Poso.
              Ini adalah sejarah Medan Lautan Api,bukan Bandung Lautan Api. Itu semua sengaja direkayasa untuk menyembunyikan ceritra tentang inti bumi atau sunber kekayaan tidak terbatas yang dimiliki negeri ini.


Penulis              : Vii Khaidir Sitompul
Narasumber     : Putera Asuhan Senja
                          ( Budayawan )


                                                            JASMERAH.........!!!!!